Sempat Dicemooh, Sarjana Teknik Mesin Itu Bertekad Kembangkan Budidaya Buah Jambu


CITA – cita menjadi seorang petani dan kembali ke kampung halaman sendiri bukan menjadi pilihan banyak orang atau para pemuda. Namun Nanda Septiawan Azis (29) dari Desa Bogares Lor Kecamatan Pangkah, pemuda yang bergelar sarjana teknik mesin UNNES itu punya tekad lain.
Di tengah krisis regenerasi petani dan masifnya alih fungsi lahan pertanian, Nanda panggilan akrabnya, berkeputusan untuk menggeluti dunia tanam menanam, meski menghadapi benturan. Awal mulai berkebun, banyak yang merendahkan.
“Sarjana S1 UNNES kok malah berkebun. Tapi itu menjadikan saya tambah semangat untuk bisa membuktikan bahwa saya bisa,” tekad Nanda.
Dan saat ini, setidaknya dengan usaha di bidang pertanian,  dia sudah bisa membantu masyarakat turut andil sama-sama bekerja di kebun. “Walau baru 3 orang. Semoga kelak kalau usaha saya berjalan lancar bisa membantu masyarakat disni yang sudah tidak produktif supaya mempunyai pekerjaan lagi,” ucanya Nanda pada panturapost.com, Selasa (17/9/2019).
Tahun 2014, saat itu Nanda baru lulus dari kuliah. Dengan keinginan yang bulat untuk berkebun akhirnya Nanda merantau untuk mencari modal buat berkebun. Selama satu tahun merantau akhirnya Nanda pulang kampung dan mulai berkebun.
Dengan modal Rp 7 juta untuk membeli bibit pohon Jambu Madu Deli Hijau sebanyak 70 pohon di Jogja. Dari 70 pohon kini Nanda sudah mempunyai pohon jambu produktif 200 pohon.
Dia memilih jambu Madu Deli Hijau karena masa panennya cepat. Satu tahun 3 kali.  Dan, pasarnya luas karena jambu madu bisa dikonsumsi masyarakat tanpa batasan usia. “Dari anak kecil sampai orang tua suka dengan jambu,” ujar dia.
Agar bisa panen, Nanda melakukan perawatan perawatan rutin dengan menyiram pohon jambu  setiap hari,  dipupuk dan pencegahan hama & jamur. “Kita cek kondisi perkembangan buah jambunya biar bisa dikontrol,” tutur dia.
Nanda menyebut dalam sekali panen bisa meraup hasil mencapai Rp 17 juta. Untuk model pemasarannya, Nanda mempersilakan pembeli datang ke kebun dan memetik sendiri. “Yah masih dijual lokal. Dijual langsung di kebun. Kadang masyarakat datang ke kebun. Untuk harga jambu kisaran Rp 30.000 perkg. Itu dijual di kebun.”

Editor   : Muhammad Abduh
Sumber : Panturapost.com
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama